Control waktu pengapian
Pada mesin bensin, campuran udara- bahan bakar
dinyalakan untuk menghasilkan pembakaran, dengan adanya proses pembakaran ini
maka akan menyebabkan ledakan diruang bakar efeknya piston terdorong ke bawah.
Energi panas yang dihasilkan dari proses pembakaran dapat dirubah ke energi
gaya secara optimal bila proses pembakaran terjadi pada posisi crankshaft 100
ATDC (After Top Dead Center
).Namun disini mesin tidak menghasilkan gaya ini seketika disaat terjadi
pengapian.tetaoi gaya pembakaran maksimum ini dihasilkan beberapa saat setelah
pengapian telah berlangsung. Oleh karena itu pengapian diberikan maju bebrapa
saat agar gaya pembakaran maksimum dapat dibangkitkan pada 100
ATDC.Waktu pengapianlah memungkinkan diatur berubah setiap saat agar mesin
dapat menghasilkan gaya pembakaran maksimum pada 100 ATDC, serta
tergantung kondisi kerja mesin. Karenanya sistem pengapian harus dapat
menyalahkan campuran udara bahan bakar pada waktu yang memungkinkan mesin
dapatmenghasilkan gaya eksplosif dengan cara yang paling efisisen sesuai dengan
kondisi kerjanya.
Periode
waktu penyalaan
1.
Periode Penyalaan Tertunda (ignition
delay period)
Sistem pengapian mengontrol timing pengapian sesuai dengan kecepatan damn beban mesin agar
gaya pembakaran maksimal terjadi pada 100 ATDC.
Petunjuk: dulu, sistem
pengapian menggunakan govrnor advancer dan vecum advancer untuk mengontrol
pangejuan (advancing) dan pengunduran (retarding) timing, kebanyakan sistem
pengapian sekarang menggunakan sistem ESA.
Pembakaran campuran
udara- bahan bakar tidak terjadi secara langsung setelah pengapian. Tetapi,
pada area kcil (inti api) di dekat spark mulai terbakar, dan proses ini
akhirnya berkembang ke area
sekelilingnya. Periode dari waktu ketika campuran udara bahan bakar di apikan
hingga terbakar di sebut periode pembakaran tertunda (ignition delay period) (antara A dan B pada diagram). Ignition delai periode kenyataannya
adalah konstan, dan tidak terpengaruh oleh perubahan kondisi mesin.
2. Periode perambatan api (Flame Propagatio Period)
Setelah percikan bunga
api terbentuk api akan menyebar keluar, kecepatan penyebarannya di sebut kecepatan
perambatan api (flame propagation speed), dan periodenya di sebut periodenya di
sebut periode kecepatan perambatan
api (flame propagation period) (B-C-D pada diagram) . bila
terdapat sejumlah besar
udara masuk, campuran udara bahan bakar menjadi lebih kental. Karenanya,
jarak antar partikel dalam campuran
udara bahan bakar berkurang, sehingga akan mempercepat perambatan api. Dan
juga, perputaran campuran udara bahan bakar menjadi lebih kuat, mempercepat
pula kecepatan perambatan apinya. Bila kecepatan perambatan api lebih cepat,
perlu untuk memajukan waktu pengapian. Oleh karena itu, waktu pengapian perlu
di kontrol sesuai dengan kondisi mesin.
3.
Kontrol knocking
Sistem pengapian
mengontrol timing pengapian sesuai
dengan kecepatan dan beban mesin agar gaya pembakaran maksimal terjadi
pada 100 ATDC.
0 komentar: